BIOLOGI
SEL
“ ENZIM “
Disusun
Oleh :
1. Azizah
Zainab Hamdi / 1005015044
2. Fitriani /
1005015050
3. Luthfiana
Fitri Amalia / 1005015069
4. Melly
Purnamasari / 1005015051
REGULER PAGI B 2010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
sel. Sel sendiri adalah kesatuan struktural
dan fungsional makhluk hidup. Sel merupakan penyusun jaringan tumbuhan dan
hewan. Segala aktivitas terjadi di sel, sehingga fungsi jaringan pun dapat
dilakukan dengan baik. Sel mengalami
metabolisme. Metabolisme sendiri merupakan total reaksi kimia yang terjadi
didalam makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya, dalam proses metabolisme
diperlukan enzim. Enzim adalah polimer biologik yang menganalisis lebih dari
satu proses dnamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal
sekarang.
Hal-ihwal
yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak
dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program
studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu
pangan,
teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada
tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm
Kühne
(1837–1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang
berasal dari bahasa Yunani ενζυμον yang berarti
"dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata
"enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati
seperti pepsin, dan kata ferment digunakan
untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada
tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai
kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada
sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula
difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai
enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase). Pada tahun 1907, ia
menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan
penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek
Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase
ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan
bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada
sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa
aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah
bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan
katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan
protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan
hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan
pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan
Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan
bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim
ditentukan melalui kristalografi
sinar-X.
Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air
mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa
bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai
oleh David
Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam
resolusi tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi
struktural
dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dibawah ini akan dikemukakan masalah
– masalah yang melandasi penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan enzim, komponen
dan strukturnya?
2. Apa saja
jenis-jenis enzim?
3. Bagaimana
cara kerja dari enzim?
4. Bagaimana sifat-sifat enzim?
5. Faktor apa yang mempengaruhi kerja enzim?
6. Apakah
manfaat dari enzim untuk kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang
ada, tujuan dibuat makalah ini meliputi hal – hal berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian enzim.
2. Dapat
mengetahui jenis-jenis enzim
3. Mengertiakan
cara kerja dari enzim
4. Dapat mengetahui sifat-sifat enzim.
5. Dapat mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi enzim.
6. Dapat
mengetahui manfaat enzim dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
1.
Komponen Enzim
Penyusun
utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut apoenzim. Agar berfungsi
sebagaimana mestinya, enzim memerlukan komponen lain yangdisebut kofaktor . Kofaktor adalah komponen
nonprotein berupa ion atau molekul. Berdasarkan
ikatannya, kofaktor dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
gugus prostetik, ko-enzim, dan ion-ion anorganik.
a.
Gugus prostetik
Merupakan tipe kofaktor yang
biasanya terikat kuat pada enzim, berperan
memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim. Contohnyaadalah heme,
yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang mengandung besi. Heme merupakan gugus prostetik sejumlah enzim, antara lain katalase,
peroksidase, dansitokrom oksidase.
b.
Ko-enzim
Merupakan kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein yang
terikat renggang dengan enzim. Ko-enzim berfungsi untuk memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron
dari satu enzim ke enzim yang lain. Contohnya,tiamin pirofosfat, NAD, NADP+,
dan asam tetrahidrofolat
c.
Ion-ion anorganik
Merupakan
kofaktor yang terikat dengan enzim atau substrat kompleks sehingga fungsi enzim lebih efektif.
Contohnya, amilase dalam ludah akan bekerja lebih baik dengan adanya ion
klorida dan kalsium. Beberapa kofaktor tidak berubah diakhir reaksi, tetapi
kadang-kadang berubah dan terlibat dalam reaksi yang lain. Enzim yang terikat
dengan kofaktornya disebut holoenzim.
2.
Struktur Enzim
Beberapa reaksi kimia didalam tubuh
mahluk hidup terjadi sangat cepat. Hal ini terjadi karena adanya suatu zat yang
membantu proses tersebut. Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut
akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Zat tersebut di kenal
dengan nama fermen/enzim.
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari
kata in + zyme yang berarti sesuatu dalam ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim
adalah senyawa protein yang dapat mengatalisi reaksi-reaksi kimia dalam sel dan jaringan mahluk hidup.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ENZIM adalah biokatalisator, yang artinya senyawa
organik berupa protein bermolekul besar yang dapat mempercepat jalannya
reaksi-reaksi metabolisme tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam
alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa larutan koloidal dalam cairan
tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan pangkreas.
Pembentukan enzim memerlukan bahan baku
asam amino sehingga pembentukannya akan mengalami hambatan jika sumber bahan
baku ini berkurang.
Beberapa enzim, seperti pepsin, tripsin
dan kimotripsin yang hanya terdiri atas satu rantai polipeptida disebut enzim
monomerik. Enzim lain, seperti heksokinase, laktat dehidrogenase, endase dan
piruvat kinase yang terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida disebut
enzim oligomerik.
Seperti protein, enzim dapat mengalami
denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan
radiasi ultraviolet atau pengaruh penambahan asam, basa dan pelarut organik
tertentu. Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat
bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang
tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya
berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organik yang
mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan
suatu kesatuan yang disebut haloenzim, tapi ada juga bagian enzim yang apoenzim
dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita
sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah
vitamin atau bagian vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin).
Karena enzim itu suatu protein,
konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama seperti karakteristik protein,
yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan yang tidak
mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier energi
aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada
sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi
jauh lebih lambat.
B. Jenis – jenis enzim
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya/dikatalisisnya,
sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya. Dengan semakin banyaknya enzim yang ditemukan, ketidak jelasan juga semakin tak
terelakkan, & kerap kali tidak jelas enzim mana yang tengah dibicarakan oleh
seorang penyelidik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Committee of the
International Union of Biochemistry and Molecular Biology (NC-IUBMB) telah
mengadopsi sebuah sistem yang
kompleks tapi tidak meragukan
bagi peristilahan enzim yang didasarkan
pada mekanisme reaksi.
Enam
golongan enzim tersebut di atas
yakni :
Oksidoreduktase yaitu
golongan enzim yang mengkatalisis
pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa baik
dehidrogenase maupun oksidase.
Transferase yaitu
enzim yang mengkatalisis reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain.
Hidrolase yaitu
enzim yang berperan sebagai katalis pada reaksi hidrolisis; baik
pemecahan ester, glikosida & peptide.
Liase yaitu
enzim yang mengkatalisis dalam reaksi pemisahan gugus dari suatu substrat (bukan cara
hidrolisis) atau sebaliknya.
Isomerase yaitu
enzim yang bekerja pada reaksi perubahan
intramolekuler.
Ligase adalah
enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan
dua molekul.
C. Cara Kerja Enzim
Enzim bekerja dengan cara bereaksi
dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik
yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC
(1)
Y + XC → XYC
(2)
XYC → CZ
(3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal,
pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia
tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju
reaksi. Enzim meningkatkan laju reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk reaksi). Penurunan
energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah
produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk
kompleks baru dengan substrat lain.
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu
bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus
prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik sehingga dapat
mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga
diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang
dapat menjadi substrat bagi enzim. Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal,
pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer . Cara kerja enzim dapat
dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori
kecocokan yang terinduksi.
a. Teori anak
gembok dan kunci ( lock and key)
Enzim dan
substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan
energi aktivasi yang rendah. Setelah
bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan
enzim.
b. Teori
kecocokan yang terinduksi ( induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi,
sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel.
Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat
membentuk kompleks. Ketika produk sudahterlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk
yang lepas. Sehingga,substrat
yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut
D. Sifat-sifat
Enzim
Enzim memiliki tiga sifat khas, yaitu selektif,
spesifik, dan efisien. Enzim bersifat selektif karena enzim hanya dapat bekerja
pada substrat tertentu, sedangkan enzim bersifat spesifik karena hanya reaksi
tertentu yang dapat dikatalisasikan oleh enzim. Adapun enzim bersifat efisien
karena dengan adanya enzim, energi aktivasi suau reaksi dapat diturunkan. Energi aktivasi adalah energi awal yang dibutuhkan untuk memulai suatu
reaksi kimia. Selain itu enzim juga memiliki sifat-sifat lain, yaitu:
1.
Enzim bersifat biokatalisator, hanya
mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang
dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju reaksi.
2.
Enzim bersifat thermolabil, mudah
rusak bila dipanasi lebih dari suhu 60ᵒ C, karena enzim tersusun dari protein
yang mempunyai sifat thermolabil.
3.
Enzim
merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
Contohnya enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau
basa kuat dan pelarut organik.
4.
Kerja enzim bersifat bolak balik
(reversibel). Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya
enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi
sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa
tertentu.
5.
Enzim diperlukan dalam jumlah
sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator.
6.
Bekerja di dalam sel (endoenzim)
dan diluar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase, maltase.
7.
Umumnya enzim mengkatalis reaksi
satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalis reaksi dua arah, contoh: lipase,
mengkatalisis pembentukan dan penguraian lemak lipase
Lemak + H2O Asam
lemak + Gliserol
8.
Umumnya enzim tak dapat bekerja
tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Kebanyakan
enzim bekerja dibawah kecepatan maksimum karena faktor-faktor pembatas.
Disamping itu, banyak enzim yang dapat mengalami degradasi secara cepat
disebabkan oleh adanya enzim lain yang menghidrolisis ikatan peptida. Suatu
cara yang sangat efisien yang dilakukan oleh sel dalam mengatasi masalah ini
adalah dengan memproduksi enzim tersebut hanya jika dibutuhkan. Berikut faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja enzim:
1.
Suhu
Tiap
kenaikan suhu 10ᵒ C, kecepatan reaksi enzim menjadi dua kali lipat. Hal ini
berlaku dalam batas suhu yang wajar. Kenaikan suhu berhubungan dengan
meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pada suhu yang
lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat. Sehingga pada saat
bertubrukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan
molekul substrat terikat pada sisi aktif enzim. Peningkatan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan atom
penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen terputus dan enzim
terdenaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan
menyebabkan enzim terlepas dari substratnya. Hal ini menyebabkan aktivitas
enzim menurun, denaturasi bersifat irreversible (tidak dapat balik). Setiap
enzim mempunyai suhu optimum, sebagian besar enzim manusia mempunyai suhu
optimum 37ᵒ C. Sebagian besar enzim tumbuhan mempunyai suhu optimum 25ᵒ C. Dan
dibawah ini adalah contoh grafik suhu optimum enzim-enzim dalam tubuh manusia
(warna biru) dan suhu optimum enzim bakteri termofilik (warna merah).
2. Derajat
Keasaman (pH)
Derajat
keasaman (pH) dari larutan sekitar juga mempengaruhi aktivitas enzim.
Konformasi enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor, daya tarik-menarik, dan
tolak-menolak antara muatan negatif (asam) dan muatan positif (basa). Dengan
berubahnya pH, muatan-muatan ini juga akan berubah dan demikian pula dengan
bentuk enzim juga akan mengalami perubahan hingga mencapai taraf dimana enzim
tidak dapat lagi berfungsi.
Hal
yang lebih penting adalah muatan tapak aktif dan substrat juga mengalami
perubahan dan hal ini mempengaruhi daya ikatnya. pH optimum enzim yang satu
tidak sama dengan enzim lainnya. Sebagai contoh, pH pepsin 1,5-1,6 sedangkan
tripsin 7,8-8,7
3. Konsentrasi
Substrat dan Konsentrasi Enzim
Mekanisme
kerja enzim ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat yang tersedia.
Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah. Sebaliknya,
jika jumlah substratnya semakin banyak, maka kecepatan kerja enzim juga semakin
cepat. Jika jumlah substratnya berlebih, tidak menyebabkan kerja enzim menurun,
tetapi hanya menyebabkan kerja enzim menjadi konstan.
Konsentrasi
enzim sendiri juga ikut mempengaruhi kecepatan reaksi enzim. Sampai batas
tertentu, semakin banyak enzim yang tersedia semakin cepat kerja enzim
tersebut. Oleh karena jumlah enzim yang diperlukan untuk menjalankan reaksi
kimia relatif kecil, pengatruh jumlah enzim terhadap kecepatan reaksi kimia
tidak terlalu kelihatan.
4. Kofaktor
Kofaktor
adalah komponen nonprotein yang diperlukan untuk aktivitas katalitik oleh
sebagian enzim. Kofaktor beberapa enzim adalah molekul anorganik seperti zink,
besi dan tembaga. Jika kofaktor enzim adalah molekul organic maka disebut
koenzim.
5.
Aktivator dan Inhibitor Enzim
Aktivator
dapat mempercepat jalannya reaksi. Contoh aktivator enzim yaitu ion Mg, Ca dan
organik sepertikoenzim-A. Namun seringkali enzim dihambat oleh suatu zat yang
disebut inhibitor. Contoh inhibitor adalah CO, Arsen, Hg, dan Sianida. Cara
kerja inhibitor ini adalah berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim
inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu berikatan dengan substrat, yaitu:
a.
Inhibitor kompetitif
Biasanya
menyerupai molekul substrat sehingga bersaing untuk menempati sisi aktif enzim.
Jika zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim, maka substrat
tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.
b.
Inhibitor nonkompetitif
Tidak
bersaing secara langsung pada sisi aktif namun berikatan pada bagian enzim yang
lain yang menyebabkan struktur enzim berubah sehingga sisi aktif tidak lagi
reseptif terhadap substrat.
F.
Manfaat Enzim
Enzim dapat juga dibuat sebagai bahan untuk
industri makanan dan minuman.
Adapun jenis-jenis enzim yang dimaksud antara lain adalah :
1.
Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses
pembuatan keju (cheese) yang terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan
yeng tersusun atas protein yang terutama kasein yang dapat mempertahankan
bentuk cairnya. Rennet merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada
susu pada saat proses pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis
kasein terutama kappa kasein yan berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan.
Enzim yang paling umum yang diisolasi dari rennet adalah chymosin. Chymosin dapat
diisolasi dari beberapa jenis binatang, mikroba atau sayuran, akan chymosin
yang berasal dari mikroorganisme lokal atau asli yang belum mendapat rekayasa
gebetik kadang aplikasinya dalam pembuatan keju atau cheddar menjadi kurang
efektif.
2.
Laktase
Laktase
adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa menjadi
gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau produksi enzim
laktase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan terjadinya lactose
intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut seperti kram, banyak
buang gas, atau diare) dalam saluraqn cerna selama proses pencernaan
produk-produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk menyiapkan
produk-produk bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan untuk
membuat es krim untuk membuat cream dan rasa produk yang lebih manis. Laktase
biasanya diisolasi dari yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi (Aspergillus sp.).
3.
Katalase
Katalase
adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau sumber
microbial. Dan digunakan untuk mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan
molekul oksigen. Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju.
4.
Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau
menghidrolisis lemak susu dan memberikan flavour keju yang khas. Flavour
dihasilkan oleh karena adanya asam lemak bebas yang diproduksi ketika lemak
susu dihidrolisis. Selain pada industri engolahan susu juga pada industri
lainnya.
5.
Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan peptida dari senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi
senyawa lain yang lebih sederhana (asam amino). Contoh protease yang dapat
dimanfaatkan adalah bromelin danpapain sebagai bahan pengempuk daging.
6.
Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk
menghidrolis amilum (pati) menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan
glukosa. Enzim amilase dapat digunakan dalam proses pembuatan biskuit, minuman
beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1)
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Komponen enzim terdiri dari gugus
prostetik, Ko-enzim dan ion-ion anorganik.
2)
Jenis-jenis enzim terbagi
menjadi 6 golongan yaitu Oksidoreduktase Transferase, Hidrolase, Lipase, Isomerase dan Ligase.
3)
Enzim memilki dua cara kerja
yaitu teori anak gembok dan kunci (lock and key) dan teori
kecocokan yang terinduksi (induced fit theory)
4)
Sifat-sifat enzim yaitu
sebagai biokatalisator, thermolabil, reversible, katalisator dan kofaktor.
5)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim yaitu suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi
substrat dan konsentrasi enzim, kofaktor, aktifator dan inhibitor enzim.
6)
Manfaat enzim tergantung juga
pada setiap enzim. Enzim rennet dapat dimanfaatkan dalam pembuatan keju, laktse
untuk pemecahan laktosa menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa, katalase
digunakan untuk mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan molekul oksigen,
lipase adalah enzim untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu
dan memberikan flavour keju yang khas, protease
adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari
senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
(asam amino) dan Enzim amilase dapat digunakan
dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup
glukosa.
B. SARAN
Semoga
dengan adanya makalah ini, para pembaca akan lebih mengerti mengenai enzim
secara lebih luas dan ke depannya akan membantu untuk hal – hal yang berkenaan
denga judul makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat diperlukan untuk
kebaikan penulis.
0 komentar:
Posting Komentar