IKAN MAS
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superklas : Pisces
Kelas :
Osteichtyes
Subklas : Actinopterygii
Ordo :
Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus :
Cyprinus
Spesies : C. carpio
Nama binomial : Cyprinus carpio (Linnaeus,
1758)
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus
carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar
luas di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mas memiliki
beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama
lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Sistematika dan Morfologi
Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel
dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua
golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua,
jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang
bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan
karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.
Sedangkan Djoko Suseno (2000)
mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia
dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan
konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.
Ikan karper sebagai ikan konsumsi
dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan
karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah
ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan
menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan
karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik
sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut
dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di
antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.
Secara morfologis, ikan karper
mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di
ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang
sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi
sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik
ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid
berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna
tersebut sesuai dengan rasnya.
Sejarah Perkembangannya di Indonesia
Menurut Djoko Suseno (2000), di
Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang
kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.
Sementara itu, menurut R.O
Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya
berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui
sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad
ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk
pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga
budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh
tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di
daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama
sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian”
(Kemakmuran) saat itu.
Dari Jawa, ikan karper kemudian
dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya
dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali
Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi
Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan
Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri
Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan
lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua
jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih
sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan
ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang
dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan,
ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang.
Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras koi dari
Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya
ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper
yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan
membentuk ras-ras baru. IKAN MAS!
Syarat dan Kebiasaan Hidup
Ikan mas menyukai tempat hidup
(habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak
terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup
baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut
(dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas
kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas
(kadar garam) 25-30%o.
Ikan mas tergolong jenis omnivora,
yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan
binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Perkembangbiakan
Siklus hidup ikan mas dimulai dari
perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur
dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan
ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun,
di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena
adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada
tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif
mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi
permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat
menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel
pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter
1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari
umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah
dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur
akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning
telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong
kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat
menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya
antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva
stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan
pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul
terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia.
Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh
menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3
minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk
didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut
akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot
per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi
induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500
gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur
15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar
perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan. --182.10.208.94 20 Maret 2012
01.50 (UTC)gak ada!
Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)
Saat ini, banyak sekali jenis ikan
mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu
tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit,
misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas
majalaya. Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga
sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan
kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa jenis ikan mas yang
telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis unggul. Buktinya,
varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT
ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan mas secara umum
dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas
hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau
dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan.
Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan
batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau
akuarium.
Ikan Mas Konsumsi
1. Ikan Mas Punten
Ras ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur.
Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena
itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big
belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1.
Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan
bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak
diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan
mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya
memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan
ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar
3,66:1.
Sisiknya
berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih
muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua.
Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan
mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas
atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm.
Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan,
sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit
Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas
taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur
agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di
tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif
terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek
moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan
di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
Ciri
khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya
aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya
relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif
lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai
dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya
lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya.
Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
6. Ikan mas hitam
Bentuk
tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat
ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya
berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di
bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin
ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas
majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat,
tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih,
dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan
ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram
induk.
7. Ikan Mas Yamato
Ikan mas
ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya
memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan
dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
8. Ikan Mas Lokal
Ikan mas
ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan
mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan
paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk
tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah
ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit.
Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontol
dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
Ikan Mas Hias
Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan
ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
1. Ikan Mas Kumpay
Ciri
yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai
sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi,
ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang
seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan
mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk
tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan
kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna
sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya
berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau
keemasan.
3. Ikan Mas Kaca
Karper kaca
Ciri
khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak
tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi
(linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih
mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
4. Ikan Mas Fancy
Bentuk
tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada
tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang
bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.
5. Ikan Mas Koi
Ikan mas
koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai
dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna
sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut.
Hobiis
ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya
yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan
cukup jinak.
Ikan koi
memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya
platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi,
dan taishusanshoku nishikigoi.
Inspectio (pengamatan)
Meletakkan preparat pada papan sectio
sehingga sisi kiri menghadap praktikan.
Membedah bagian-bagian berikut:
- Caput (kepala), mencari bagian-bagian berikut:
a.
Rima
oris (celah mulut)
b.
Fovea
nasalis (cekung hidung)
c.
Organon
visus (alat penglihatan)
d.
Apparatus
opercularis (tutup insang)
- Truncus (batang tubuh), memperhatikan bagian-bagian berikut :
a. Squama
b. Memperhatikan dari mana dan ke mana
arah (linea lateralis) gurat sisi
c. Pinnae (sirip-sirip)
1) Pinnae dorsalis (sirip punggung)
2) Pinnae caudalis (sirip ekor)
3) Pinnae pectoral/ thoracales (sirip
dada)
4) Pinnae abdominale (sirip perut)
5) Pinnae analis (sirip belakang)
- Memperhatikan dan menggambar bentuk pinna caudalis termasuk tipenya. (ekor)
a. Topografi (letak alat dalam yang satu
dengan yang lain)
Memperhatikan
bagian-bagian berikut:
1) Pneumatocyst (gelembung renang),
warna putih
2) Branchia (insang)
3) Gonade (kelenjar kelamin), pada
jantan berwarna putih kompak, pada betina seperti agar-agar
4) Ventriculus (lambung)
5) Hepar (hati)
6) Vesica fellea (kantong empedu)
7) Lien (limpa)
b. Systema digestoria (sistem
pencernaan)
1) Tractus digestivus (saluran
pencernaan)
·
Cavum
oris (rongga mulut)
·
Pharynk
(tekak)
·
Oesophagus
(kerongkongan)
·
Ventriculus
(lambung)
·
Intestinum
(usus)
2) Glandula digestoria (kelenjar
pencernaan)
•
Hepar
(hati)
•
Pancreas
(tidak tampak)
•
Vesica
fellea (kantong empedu)
c. Systema urogenitalia, terdiri:
1) Systema genitalia
•
Masculine
(jantan) : gonade (kelenjar kelamin) disebut testis, bermuara ke porus
genitalia (lubang genitalia)
•
Feminine
(betina) : gonade disebut ovarium, berwarna seperti agar-agar, bermuara ke
porus genitalia
2) Systema uropoetica
•
Ren
(ginjal)
•
Ureter
(saluran dari ren)
•
Vesica
urinaria (kantong kencing)
d. Systema cardiovasculare (jantung dan
pembuluh-pembuluhnya), yang perlu diperhatikan :
1) Cor (jantung) dan bagian-bagiannya :
•
Sinus
venosus (tipis berwarna merah)
•
Atrium
(serambi)
•
Ventrikel
(bilik)
•
Bulbus
anterious (tebal, warna putih)
e. Systema respiratoria, berupa insang,
bagian-bagiannya:
1) Arcus branchialis (lengkung aorta)
2) Hemi branchia (lembaran insang)
3) Holo branchia
4) Gill rackers
0 komentar:
Posting Komentar