"PENYU"
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Sub Kingdom
: Metazoa
Phylum
: Chordata
Sub
Phylum : Vertebrata
Class
: Reptilia
Sub
Class
: Anapsida
Ordo
: Testudinata
Sub
Ordo
: Cryptodira
Family
: Cheloniidae
Spesies
: Chelonia mydas
Nama
lokal : Penyu
hijau
Penyu adalah kura-kura laut. Penyu
ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada
sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan
dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter,
dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini. Binatang
purba ini, dipercaya menjadi penjaga keseimbangan ekosistem laut. Di mana
ditemukan penyu, di situ dapat ditemui kekayaan alam laut yang melimpah. Penyu
dapat ditemukan di semua samudera di dunia. Penyu adalah binatang carnivora
(pemakan daging), di habitat aslinya (laut) penyu suka makan ubur-ubur dan ikan
kecil, Beberapa penyu makan rumput laut.
Di dunia saat ini
hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu- Penyu hijau (Chelonia mydas)
- Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
- Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)
- Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
- Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
- Penyu pipih (Natator depressus)
- Penyu tempayan (Caretta caretta)
Tak bisa dipungkiri bahwa penyu adalah
makhluk yang menarik. Namun mereka sering gagal untuk mencapai tingkat
pengakuan bahwa mereka benar-benar hewan yang menakjubkan. Anda akan belajar
banyak saat Anda membaca fakta-fakta berikut ini.
Penyu Belimbing merupakan satu-satunya
spesies yang tidak memiliki tulang punggung yang melekat pada bagian dalam
cangkangnya. Mereka juga merupakan jenis penyu terbesar di dunia.
Bayi penyu muncul dari dalam telur dan
langsung berebut masuk ke dalam air. Mereka tidak pernah dapat berinteraksi
dengan induk mereka. Ini adalah naluri mereka sendiri yang mendorong mereka
untuk langsung menuju ke air. Penyu jantan adalah spesies yang paling tidak
akan pernah meninggalkan air setelah mereka masuk ke air saat usia remaja.
Terkadang sering sulit untuk
membedakan antara penyu laut jantan dan betina karena mereka memiliki ukuran
tubuh yang sama. Bagaimana Anda bisa mengidentifikasi mereka adalah bahwa penyu
jantan memiliki ekor panjang di mana organ reproduksi mereka berada.
Perkembangbiakan
Penyu membutuhkan kurang lebih 15-50 tahun untuk dapat melakukan perkawinan. Selama masa kawin, penyu laut jantan menarik perhatian betinanya dengan menggosok-gosokkan kepalanya atau menggigit leher sang betina. Sang jantan kemudian mengaitkan tubuhnya ke bagian belakang cangkang si betina. Kemudian ia melipat ekornya yang panjang ke bawah cangkang betina. Beberapa jantan dapat saling berkompetisi untuk merebut perhatian si betina.
Masa Bertelur
Penyu mengalami siklus
bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan
menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk
bertelur. Penyu betina menyukai pantai
berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat
bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang
tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya
ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.
Penyu yang menetas di
perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii.
Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.
Tidak banyak regenerasi
yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh
seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh
dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa
alaminya seperti kepiting, burung
dan tikus
di pantai, serta ikan-ikan
besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.
Di tempat-tempat yang
populer sebagai tempat bertelur penyu biasanya sekarang dibangun stasiun
penetasan untuk membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival).
Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:
- Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
- pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
- Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
- pantai selatan Lombok
- Jawa Timur (Alas Purwo)
- Bengkulu (Retak ilir Muko-muko)
- Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatan
Adalah mitos bahwa semua penyu
dapat menyelipkan kepala mereka ke dalam cangkangnya. Semua kura-kura darat
bisa, tetapi tidak dengan penyu laut. Jika Anda melihat dekat, Anda akan
melihat bahwa mereka semua memiliki kelopak mata yang memberikan perlindungan
dari sinar matahari ke mata mereka. Mereka dapat melihat dengan baik di air
tetapi tidak di darat. Mereka juga buta warna.
Ini adalah mitos umum bahwa
penyu bisa menangis. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa mereka
mengeluarkan garam dari tubuh mereka melalui mata mereka.
Salah satu metode yang
digunakan oleh pejantan untuk melihat siapa yang akan dipilih untuk kimpoi
dengan betina adalah penyu yang dapat mengangkat lehernya paling tinggi.
Kemudian penyu betina akan memilihnya.
Penyu adalah perenang yang luar
biasa, dan mereka bisa melakukannya selama berjam-jam tanpa kelelahan. Mereka
bisa bergerak dari 1 mil per jam menjadi sekitar 5 mil per jam. Yang menarik
adalah bahwa beberapa dari mereka berenang untuk melakukan perjalanan ratusan
atau lebih dari 1.000 kilometer untuk mencapai tempat berkembang biak.
Penyu bisa menyelam lebih dari
1.000 kaki ke dalam air untuk mencapai makanan. Namun, sebagian besar waktu
mereka digunakan untuk tinggal di air dangkal. Mereka berdarah dingin sehingga
mereka memiliki kemampuan untuk memperlambat metabolisme mereka. Akibatnya,
mereka bisa pergi beberapa bulan tanpa makanan jika diperlukan.
Ini bisa
sulit untuk memperkirakan secara akurat usia penyu. Namun, diyakini bahwa
banyak spesies yang dapat hidup 50-80 tahun di alam dengan kondisi yang tepat.
Bayi penyu dapat menemukan jalan ke dalam
air setelah menetas, tapi juga dibutuhkan beberapa hari bagi mereka untuk
sampai ke sana dengan kecepatan lambat. Ini tiidak diketahui bagaimana mereka
bisa tahu ke mana mereka harus pergi untuk bertahan hidup. Teori yang paling
populer adalah bahwa mereka memiliki preferensi magnet di tubuh mereka yang
“mengusir” mereka dari daratan. Yang juga diamati adalah bahwa mereka akan
membuat sebuah lingkaran penuh di sekitar sarang mereka sebelum mereka bergerak
dalam garis lurus ke arah air.
Setiap penyu terbesar yang ditemukan
mempunyai bobot 1500 pon dan panjang 28 inchi. Otot-otot dalam tubuh mereka
lebih kuat dari pada manusia. Beberapa penyu dapat melakukan perjalanan sampai
1300 mil dalam satu hari ketika bermigrasi. Ini didasarkan pada perangkat
penelitian pelacakan yang telah ditanamlan pada beberapa dari mereka.
Penyu laut adalah adalah
hewan yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah permukaan laut.
Induk betina dari hewan ini hanya sesekali kedaratan untuk meletakkan
telut-telurnya di darat pada substrate berpasir yang jauh dari pemukiman
penduduk. Untuk penyu hijau, seekor Induk betina dapat melepaskan
telur-telurnya sebanyak 60 – 150 butir, dan secara alami tanpa adanya perburuan
oleh manusia, hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut kembali
untuk berenang bebas untuk tumbuh dewasa. Beberapa peneliti pernah
melaporkan bahwa presentase penetasan telur hewan ini secara alami hanya
sekitar 50 % dan belum di tambah dengan adanya beberapa predator-predator lain
saat mulai menetas dan saat kembali kelaut untuk berenang. Predator
alami di daratan misalnya kepiting pantai (Ocypode
saratan, Coenobita sp.), Burung dan tikus. Dilaut, predator
utama hewan ini antara lain ikan-ikan besar yang beruaya di lingkungan perairan
pantai.
Sangat kecilnya
presentase tersebut lebih diperparah lagi dengan penjarahan oleh manusia yang
mengambil telur-telur tersebut segera setelah Induk-induk dari penyu tadi
bertelur.
Sangat di sayangkan
memang, walaupun beberapa daerah pengeraman alami telur penyu jauh dari
pemukiman penduduk, namun tidak luput dari perburuan illegal oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Kondisi ini semakin
menurunkan populasi penyu laut di lingkungan asli mereka. Keunikannya
tidak akan tampak lagi, saat banyak dari penduduk pantai merusak dan menjarah
telur-telur meraka, memburuh induk-induk meraka dan merusak rumah-rumah
mereka.
Sebagian orang menganggap penyu adalah
salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain tempurungnya yang menarik untuk cendramata diantaranya ganggang kacamata mewah, dagingnya yang lezat ditusuk jadi Sate penyu
berkhasiat untuk obat
dan ramuan
kecantikan. Terutama di Tiongkok
dan Bali,
penyu menjadi bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai,
telurnyapun diambil. Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pelestarian Jenis Tumbuhan dan
Satwa, yang melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang
berjalan lamban ini terus berlanjut. Tingginya minat masyarakat untuk
mengkonsumsi telur penyu karena adanya anggapan bahwa telur penyu mampu
meningkatkan stamina pria. Sebenarnya, komposisi telur penyu sedikit lebih
tinggi (kadar gizinya selisih 1.24 %) dari telur ayam. Kandungan gizi telur
penyu mentah adalah protein 13.04 %, air 58.87 %, lemak 23.88 % dan kandungan
gizi telur penyu matang adalah protein 14.05 %, air 56.65 %, lemak 24.45 %
sedangkan komposisi gizi telur ayam utuh adalah protein 11.80 %, air 65.50 %,
lemak 11.00 % (Damanhuri, 2007).
Dewasa ini memang sangat
mendesak adanya upaya manajeman perlindungan lingkungan asli hewan ini yang
tidak hanya berlaku pada suatu kawasan perteluran hewan ini namun juga di
beberapa daerah yang merupakan jalur migrasi hewan ini dalam mencari makan.
Upaya konservasi dan perlindungan
harusnya bukan hanya di atas kertas saja namun lebih kearah praktek
pemeliharaan yang rill guna menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan alami
hewan ini.
Tentunya upaya ini akan
bermuara ke realitas perlindungan lingkungan yang rill dan pemeliharaan
biodiversity laut agar anak cucu kita masih dapat menyaksikan hewan ini
berenang lincah di lautan bebas. Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar